Monday, December 16, 2013

MODEL PEMBELAJARAN



 A.  Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial (Trianto,2007:5). Sedangkan menurut Suprijono (2010:46) menyatakan bahwa model pembelajaran dapat difenisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu, Anurrahman (2009:146) mengutarakan pendapat bahwa model pembelajaran merupakan suatu perangkat rencana atau pola yang dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pelajaran serta membimbing aktivitas pembelajaran di kelas. 
         Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu perangkat rencana atau kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam merancang bahan-bahan pembelajaran serta membimbing aktivitas di kelas atau  pembelajaran dalam tutorial guna mencapai tujuan belajar.
Dalam menggunakan atau menerapkan suatu model pembelajaran dalam penyampaian materi terdapat suatu keunggulan dari penggunaan model pembelajaran tersebut bilamana seorang guru mampu mengadapatasikan atau mengkombinasikan beberapa model sehingga menjadi lebih serasi dalam mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik (Anurrahaman , 2009:146).                
Dari  penjelasan di atas, maka dalam penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam memberikan materi pada siswa mampu merangsang timbulnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi bahkan keaktifan siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik lagi.
B. Ciri-Ciri dan Fungsi Model Pembelajaran
Menurut Trianto (2007:6) model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran atau pengajaran mempunyai empat cri khsusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Rasional teoretik logis yang dissusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b.      Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
c.     Tingkah laku mengajar yag diperlukan agar model tersebut dapat  dilaksanakan dengan berhasil, dan
d.      Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.  (Kardi dan Nur, dalam Trianto, 2007:6)
Dari uraian tersebut, maka menurut Suprijono (2010:49) menyebutkan bahwa model pembelajarang berfungsi untuk membantu perserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagai para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. 
C.  Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran
Menurut Isjoni dalam Rosmawaty (2010:7) menyatakan bahwa dalam prakteknya semua model pembelajaran bisa dikatakan berhasil jika memenuhi prinsip-prinsip, yaitu sebagai berikut.
a.       Semakin kecil upaya yang dilakukan oleh guru dan semakin besar aktivitas belajar siswa.
b.      Semakin sedikit waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa belajar.
c.       Sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan.
d.      Dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru.
e., Tidak ada satupun metode yang paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi, dan proses belajar yang ada .
Berdasarkan prinsip yang dikemukan oleh para ahli terlihat bahwa suatu model pembelajaran seorang guru harus memperhatikan prinsip-prinsip tersebut sehingga model pembelajaran yang akan digunakan bisa dikatakan berhasil digunakan dalam proses belajar mengajar.
D.  Jenis-Jenis Model Pembelajaran
Berikut model pembelajaran yang sering oleh seorang guru dalam suatu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pada siswa, yaitu sebagai berikut.
a. Mind Mapping
       Mind mapping (peta pikiran) adalah suatu cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak, yang merupakan cara mencatat yang kreatif dan efektif (Suyatno, 2009:99). Selain itu, mind mapping adalah suatu cara memetakan sebuah informasi yang digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi kreatif (Sulistiyaningsih, 2010). Menurut Indriyani (2010) mind mapping merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan dengan menggambarkan hal-hal yang bersifat umum kemudian baru ke hal-hal yang bersifat khusus dalam sebuah peta.
Mind Mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mind mapping merupakan suatu strategi pembelajaran untuk menempatkan atau memetakan sebuah informasi yang bertujuan mengembangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan. 
Menurut Suyatno (2009:99) menjelaskan bahwa manfaat peta pikiran (mind mappin), yaitu a) memberikan pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, b) memungkin kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke mana kita akan pergi dan dimana kita berada, c) mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat, d) mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, dan f) merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dipandang, dibaca, serta direnungkan dan ingat
         Selanjutnya Suyatno (2009:100) menyebutkan manfaat peta pikiran memberikan manfaat bagi anak-anak, antara lain (a) membantu dalam mengingat, (b) mendapatkan ide, (c) menghemat waktu, (d) berkosentrasi, (e) mendapatkan nilai uang lebih bagus, (f) mengatur pikiran dan hobi, (g) media bermain, (h) bersenang-senang dalam menuangkan imajinasi yang tentunya memunculkan kreativitas. Selain itu menurut Buzan dalam Kurniawati (2010) model pembelajaran mind mapping dapat bermanfaat untuk: 1) Merangsang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis, 2)  Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar, 3) Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan, 4) Membuat rencana atau kerangka cerit, 5)    Mengembangkan sebuah ide, 6) Membuat perencanaan sasaran pribadi, 7) Memulai usaha baru, 8) Meringkas isi sebuah buku, 9) Fleksibel, 10) Dapat memusatkan perhatian, 11) Meningkatkan pemahaman dan 12) Menyenangkan dan mudah diingat.
              Manfaat peta pikiran juga dikemukakan dalam http://herdy07.wordpress.com diakses tanggal 13 Febuari 2011 terdapat beberapa manfaat memiliki mind mapping antara lain : (1) merencana; (2) berkomunikasi; (3) menjadi kreatif; (4) menghemat waktu; (5) menyelesaikan masalah; (6)  memusatkan perhatian; (7) menyusun dan menjelaskan fikiran – fikiran; (8) mengingat dengan lebih baik; (9) belajar lebih cepat dan efisien; dan (10) melihat gambar keseluruhan. 
 Menurut Ahmadi (2009:182) menyatakan bahwa mind mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa untuk menentukan alternatif jawaban dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.       .Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaliknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
c.       Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
d.      Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
e.   Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis dan mengelompokkan sesuatu kebutuhan guru.
f.  Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai dengan konsep yang disediakan oleh guru.

Selain itu, http://wyw1d.wordpress.com diakses tanggal 13 Februari 2011 menjelaskan bahwa model pembelajaran mind mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Dipergunakan dalam kerja kelompok secara berpasangan (2 orang) dengan langkah-langkah pembelajarannya.

a)      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b)      Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
c)      Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
d)  Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e) Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
f)        Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa.
g)      Kesimpulan/penutup.
 Suyatno (2009:94) menyatakan bahwa untuk mengajak anak (siswa) membuat peta pikiran diperlukan beberapa hal, yaitu kertas kosong bergaris, pena atau spidol berwarna, otak dan imajinasi. Tujuh lagkah dalam membuat peta pikiran: (a) mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, (b) gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena gambar melambangkan topik utama, (c) gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar sehingga peta pikiran lebih hidup, (d) hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya, (e) buatlah garis hubung yang melengkung, (f) gunakan satu kata kunci untuk setiap cabang atau garis, dan (g) gunakan gambar, karena setiap gambar bermakna seribu kata. Dalam membuat Mind Mapping juga diperlukan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf capital, warna, garis bawah atau simbol-simbol yang menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan mind mapping yang telah dibuat akan lebih mengesankan. Membuat Mind Mapping yang terdapat didalam (http://astutimin.wordpress.com diakses tanggal 13 Februari 2011  ) Tony Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar mind mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut
(a)   Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna.
(b)   Garis: lebih tebal untuk bois dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat.
(c)    Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat.
(d)   Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 dimensi agar lebih menarik lagi.
(e) Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna berbeda untuk setiap bois dan warna cabang harus mengikuti warna bois.
(f)  Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabangcabangnya menyebar ke segala arah. bois umumnya terdiri dari 2– 7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1.

           Kelebihan dari mind mapping dalam http://mahmmudin.wordpress.com diakses tanggal 13 Februari 2011, sebagai berikut.
a.       Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
b.      Dapat bekerjasama dengan teman lainnya
c.       Catatan lebih padat dan jelas
d.      Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
e.       Catatan lebih terfokus pada inti materi
f.        Mudah melihat gambaran keseluruhan
g.       Membantu Otak untuk: mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan
h.       Memudahkan penambahan informasi baru
i.         Pengkajian ulang bisa lebih cepat
j.        Setiap peta bersifat unik
Selain mempunyai kelebihan mind mapping juga memiliki kelemahan atau kekurangan, yaitu sebagai berikut.
a)      Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
b)      Tidak sepenuhnya murid yang belajar
c)      Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind map siswa.


b, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
“Model snowball throwing merupakan suatu cara untuk melatih siswa agar lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Pertanyaan atau pesan tersebut ditulis dengan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya” 

            Menurut Pendidikan dan Latihan Propesi Guru (PLPG, 2008:22) mengemukakan bahwa snowball throwing dapat diartikan suatu gumpalan kertas yang tertulis pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan pada siswa lainnya dengan tujuan untuk terjadi tanya jawab terhadap masing-masing kelompok.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa snowball throwing merupakan  suatu cara untuk melatih siswa agar lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Pertanyaan tersebut dilemparkan dengan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain, dengan kata lain bola tersebut dikenal dengan bola salju sehingga terjadinya tanya jawab antara siswa.
Pendidikan dan Latihan Propesi Guru (PLPG, 2008:22) menyatakan bahwa dalam terlaksananya proses belajar mengajar dengan menggunakan snowball throwing seharusnya guru memperhatikan langkah-langkah yang harus dilakukan. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran snowball throwing tersebut sebagai berikut:
1)         Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2)      Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi,
3)  Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru ke temannya,
4)         Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menulis satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5)    Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 5 menit.
6)      Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa tersebut untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergiliran.
7)         Peserta didik memberikan kesimpulan.
8)         Evaluasi dan  penutup.

0 comments:


music bar

music online



Superman