Monday, December 16, 2013

Model Pembelajaran Explicit Instruction


Pengertian Model Explicit Instruction
Explicit Intruction (pengajaran langsung) merupakan suatu pendekatan yang dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan  deklaratif  yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah (Suyatno, 2009:127).
Selain itu, Rosenhina, dkk (dikutip  Yasa, 2012) mengemukakan bahwa  Explicit Intruction merupakan suatu model pembelajaran secara langsung agar siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran.
Arend dalam Trianto (2010:41) menjelaskan bahwa model Explicit Intruction disebut juga dengan direct instruction merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Kemudian Anurrahman (2009:169) mengemukakan bahwa Explicit Intruction atau yang dikenal sebagai pengajaran langsung merupakan suatu model dimana kegiatan terfokus pada aktivitas-aktivitas akademik sehingga di dalam implementasi kegiatan pembelajaran guru melakukan kontrol yang ketat terhadap kemajuan siswa, pendayagunaan waktu serta iklim kelas yang dikontrol secara ketat pula.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model Explicit Intruction merupakan suatu  pendekatan atau model pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan  deklaratif sehingga agar siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran dengan pola selangkah demi selangkah

Tujuan dan Ciri Model Explicit Instruction

Kardi, dkk dikutip Uno, dkk (2012:117) ada beberapa ciri-ciri model Explicit Intruction  (pengajaran langsung), yaitu sebagai berikut.
a)      Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar.
b)      Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran dan
c)      Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Selain itu, Weil dan Calhoun (dikutip Anurrahman, 2009:169), mengemukakan bahwa tujuan utama dari penggunaan model tersebut, yaitu untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa, sedangkan dampak pengajarannya adalah tercapainya ketuntasan muatan akademik dan keterampilan, meningkatnya motivasi belajar siswa serta meningkatkan kemampuan siswa. (Weil dan Calhoun, dalam Anurrahman, 2009:169).

Langkah-Langkah Model Explicit Instruction
            Pada  pelaksanaan model Explicit Intruction (EI) dapat berbentuk ceramah, demontrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok.  Hal ini digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa (Kardi dikutip Uno, dkk, 2012:118). Tekait hal tersebut, maka dalam penerapannya penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat, waktu yang digunakan. Dari uraian tersebut, maka seorang guru harus memahami langkah-langkah atau sintaks dari model tersebut. 
Suprijono (2010:130) menyatakan bahwa ada beberapa tahapan atau langkah dalam pengajaran langsung (Explicit Intruction),  meliputi: (1) menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, (2) mendemontrasikan pengeatahuan dan keterampilan, (3) membimbing pelatihan, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan (5) memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Selain itu,  Qirana, dkk (2008:2) mengemukakan bahwa ada beberapa langkah-langkah pembelajaran model Explicit Instruction adalah (1) guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa; (2) guru mendemonstrasikan materi; (3) guru membimbing murid dalam pelatihan; (4) guru memberikan umpan balik; serta (5) pelatihan mandiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

TAHAPAN-TAHAPAN MODEL EXPLICIT INTRUCTION
Fase
Peran Guru

Fase I

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.

Fase 2

Mendemontrasikan pengeta-huan serta  keterampilan

Guru mendemontrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

Fase 3

Membimbing pelatihan

Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.

Fase 4

Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Mengecek apakah siswa teah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik


Fase 5

Memberikan  kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kapada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan fase yang terdapat pada tabel 1, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada tersebut terdiri dari fase persiapan, yang terdiri dari fase menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa yang mencakupi (1) guru memberikan tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran itu, (2) penyampaian tujuan kepada siswa dapat dilakukan oleh guru melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya dipapan tulis, (3) kegiatan ini bertujuan menarik perhatian orang (siswa), memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari.
Kemudian dilanjutkan dengan fase mendemontrasikan pengetahuan serta keterampilan yang mencakupi (1) melakukan presentasi atau demontrasi pengetahuan dan keterampila, (2) pengajaran langsung berperan teguh pada asumsi, bahwa sebagaian besar yang dipelajari (hasil belajar) berasal dari mengamati orang lain, (3) mencapai pemahaman dan penugasan meliputi untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demontrasi.
Selanjutnya, fase pelatihan dan pemberian umpan balik meliputi 1) membimbing pelatihan mencakupi (1) berlatih meliputi  guru dapat mendemontrasikan sesuatu dengan benar-benar diperlukan latihan yang intensif, dan memperhatikan aspek penting dari keterampilan atau konsep yang didemontrasikan, (2) memberikan latihan terbimbing dalam hal ni ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan, yaitu sebagai berikut. a) menguasai siswa melakukan latihan singkat, b) memberikan pelatihan pada siswa sampai benar-benar mengusai konsep / keterampilan yang dipelajari, (3) hati-hati terhadap latihan yang berkelanjutan, pelatihan yang dilakukan terus-menerus dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa, (4) memperhatikan tahap-tahap awal pelatihan, yang mungkin saja siswa melakukan keterampilan yang kurang benar atau bahkan salah tanpa disadari. Selanjutnya 2) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik tahap ini disebut juga dengan tahap resitasi, yaitu guru memberikan beberapa pertanyaan secara lisan atau tertulis kepada siswa dan guru memberikan respon terhadap jawaban siswa.
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan yang dilakukan dengan  memberikan kesempatan latihan mandiri  yang di hubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa dalam melakukan hal ini yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memberikan tugas mandiri, yaitu: a) tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran, tetapi merupakan kelanjutan pelatihan untuk pembelajaran berikutnya, b) guru seyogyanya menginformasikan kepada orang tua siswa tentang tingkat keterlibatan mereka dalam membimbing siswa dirumah, dan 3) guru perlu memberikan umpan balik tentang hasil tugas yang diberikan kepada siswa dirumah.  



DAFTAR PUSTAKA
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Saminanto, 2010. Ayo Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Rasail Media Group.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suyatno. 2010. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi.  Palembang : FKIP Universitas. PGRI
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Perenada Media Grup.
Yasa Eka Marta I Wayan. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction Berbantuan CD Interaktif untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Multimedia dalam Pembelajaran Audio Digital di SMK TI Bali Global Singaraj. Jurnal Karmapati pada www.pti-undiksha.com diakases tanggal 23 Maret 2013.
Wena, Made 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer. Jakarta : Bumi Aksara.

1 comment:

  1. JTG | casino | South Carolina - The JTG Hub
    JTG is your one-stop, one-stop 청주 출장마사지 entertainment hub 성남 출장안마 in South Carolina. Experience the 경산 출장샵 best gaming, entertainment, 구리 출장안마 dining and accomodations 서귀포 출장안마

    ReplyDelete


music bar

music online



Superman