Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
12:36 AM
By
Unknown
1 comments
A. Sejarah Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam
Panca indera akan memberikan tanggapan terhadap
semua rangsangan dimana tanggapan itu menjadi suatu pengalaman. Pengalaman yang
diperoleh terakumulasi oleh karena adanya kuriositas manusia. Pengalaman
merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan,
yakni kumpulan fakta-fakta. Pengalaman akan bertambah terus seiring
berkembangnya manusia dan mewariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Pertambahan pengetahuan didorong oleh pertama untuk memuaskan diri, yang bersifat non praktis atau
teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami hakekat alam dan isinya kedua, dorongan praktis yang memanfaatkan
pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Dorongan
pertama melahirkan Ilmu Pengetahuan Murni
(Pure Science) sedang dorongan kedua menuju Ilmu Pengetahuan Terapan (Aplied Science. (Wedyawati, 2010).
Menurut Prof DR. M. J. Langerveld,
Guru besar pada Rijk University di Utrecht (Belanda) di kutip Purnama (2008:74)
yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai
suatu hal tertentu, yang merupakan kesatuan sistematis dan memberikan
penjelasan yang sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan sebab-sebab
suatu kejadian.
Selanjutnya, Purnama (2008:73)
menjelaskan bahwa objek penelaah ilmu adalah seluruh segi kehidupan yang dapat
di uji oleh panca indra manusia. Ilmu membatasi diri pada kejadian-kejadian
yang besifat empiris, yang terjangkau oleh fitrah pengalaman manusia dengan
menggunakan panca indranya. Objek dibedakan atas dua hal yaitu, objek
material adalah objek yang dilihat secara keseluruhan, dan objek formal yang
dilihat dari suatu aspek tertentu saja.
Dengan bertambah majunya alam
pikiran dan makin berkembangnya cara-cara penyelidikan, manusia dapat menjawab
banyak pertanyaan tanpa mengarang mitos. Berkat pengamatan yang sistematis,
kritis, dan makin bertambahnya pengalaman yang diperoleh, lambat laun manusia
berusaha mencari jawaban secara rasional. Dalam penyusunan pengetahuan, kaum
rasionalis menggunakan penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Penalaran deduktif ialah cara
berfikir yang bertolak belakang dari kenyataan yang bersifat umum untuk menarik
simpulan yang bersifat khusus. Sedangkan penalaran Induktif (Empiris) ialah
cara berfikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala
yang bersifat khusus. Karena himpunan pengetahuan yang diperoleh dari penalaran
Deduktif dan Induktif tidak dapat di andalkan sebagai ilmu pengetahuan maka
muncullah ilmu yang secara teoritis dapat dari pengamatan dan eksperimentasi
terhadap jegala-gejala alam. Konsep itu disebut ilmu pengetahuan alam (Tim
UPT MPK Unsri, dikutip Hanzat, dkk , 2010).
B. Pendekatan Ilmiah sebagai Kelahiran Ilmu
Pengetahuan Alam
Margono dikutip Rahma, dkk (2011:13) mengemukakan
bahwa pendekatan ilmiah sebagai kelahiram IPA merupakan suatu metode keilmuan
atau pendekatan ilmiah adalah perpaduan antara rasionalisme dan empirisme.
Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau menggunakan metode
keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini
dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris.
Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu teori. Metode keilmuan
itu bersifat obyektif, bebas dari keyakinan, perasaan dan prasangka pribadi,
serta bersifat terbuka.
Jadi, suatu himpunan pengetahuan dapat digolongkan
sebagai ilmu pengetahuan bilamana cara memperolehnya menggunakan metode
keilmuan, yaitu gabungan antara rasionalisme dan empirisme. Secara lengkap
dapat dikatakan bahwa suatu himpunan pengetahuan dapat disebut Ilmu Pengetahuan
Alam bilamana memenuhi persyaratan berikut, yaitu: obyeknya pengalaman manusia
yang berupa gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta
mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
didefinisikan Ilmu
pengetahuan alam merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan
rahasia dan gejala alam meliputi asal mula alam semesta dengan segala isinya,
termasuk proses, mekanisme, sifat benda
maupun peristiwa yang terjadi. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini
selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Informasi yang didapat, dapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya
ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang
pengetahuan ini terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi
berikutnya.
Subhanallah,, ini memberikan penjelasan yg mudah dimengerti,,, terimakasih penulis😊
ReplyDelete