Tuesday, October 1, 2013

Metode Ilmiah ciri penting IPA



A. Metode Ilmiah
Margono dikutip Rahma, dkk (2011:13) menjelaskan bahwa metode ilmiah merupakan cara dalam memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Dan dapat juga dikatakan bahwa metode ilmiah merupakan gabungan antara rasionalisme dan empirisme. Cara-cara berpikir rasional dan empiris tersebut tercermin dalam langkah-langkah yang terdapat dalam proses kegiatan ilmiah tersebut. Kerangka dasar, prosedurnya dapat diuraikan atas langkah-langkah seperti berikut.
a.       Penemuan atau penentuan masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menghadapi berbagai masalah. Kesadaran mengenai masalah yang kita temukan secara empiris tersebut menyebabkan kita mulai memikirkannya secara rasional.
b.      Perumusan kerangka masalah
Langkah ini merupakan usaha untuk mendeskripsikan permasalahannya secara lebih jelas.
c.       Pengajuan hipotesis
Hipotesis adalah kerangka pemikiran sementara yang menjelaskan hubungan antara unsur-unsur yang membentuk suatu kerangka permasalahan.
d.      Deduksi hipotesis 
Kadang-kadang, dalam menjembatani permasalahan secara rasional dengan pembuktian secara empiris membutuhkan langkah perantara.
e.       Pengujian hipotesis
Langkah ini merupakan usaha untuk mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan deduksi hipotesis.
f.       Keterbatasan dan keunggulan metode ilmiah
a)      Keterbatasan:
Semua kesimpulan ilmiah atau kebenaran ilmu termasuk Ilmu Pengetahuan Alam bersifat tentatif, yang artinya kesimpulan itu di anggap benar selama belum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan itu, sedangkan kesimpulan ilmiah yang dapat menolak kesimpulan ilmiah yang terdahulu, menjadi kebenaran ilmu yang baru. Keterbatasan lain dari metode ilmiah adalah tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang bersangkutan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau untuk menguji adanya Tuhan.
b)      Keunggulan:
Ilmu atau Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai ciri khas yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum. Dengan sifat-sifat tersebut, maka orang yang berkecimpung atau selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan akan terbimbing sedemikian rupa hingga padanya terkembangkan suatu sikap ilmiah.

B. Sikap Ilmiah
            Menurut Rosmini dikutip Purnama (2008:115), mengemukakan bahwa salah satu aspek tujuan dalam mempelajari Ilmu Alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah, yang antara lain 
  1. Jujur
    Melaporkan hasil pengamatan secara objektif.  Dalam penelitian ilmiah ada hal-hal yang memaksa pada ilmuwan untuk jujur, kita sebut faktor kontrol.  Faktor kotrol dibedakan menjadi dua yaitu internal dan eksternal.  Seorang ilmuwan telah dilatih untuk memperhatikan kontrol internal dalam setiap penelitiannya, dengan ini faktor kebetulan disingkirkan.   Kontrol eksternal ialah dalam hal ini ilmuwan lain akan mengulangi penelitian ilmuwan pertama dengan kondisi yang dibuat serupa dst.  Karena itu laporan ilmuwan haruslah dibuat sejujur-jujurnya dan penelitian menjadi terbuka untuk pengulangan.  
  2. Terbuka,  seorang ilmuwan harus mempunyai pandangan luas, terbuka, bebas dari praduga, tidak meremehkan gagasan baru dan mengujinya sebelum menerima atau menolaknya.  
  3. Toleran :  tidak merasa dirinya paling hebat dan tidak memaksakan suatu pendapat kepada orang lain.Skeptis  :  ilmuwan pencari kebenaran akan bersikap hati-hati, meragui dan skeptis. 
  4. Sikap skeptis perlu dikembangkan untuk menghindarkan menerima kesimpulan yang salah oleh karena itu setiap informasi perlu diuji, kebenarannya perlu dicek,  informasi memerlukan verifikasi.  Setelah bukti-bukti cukup baru boleh mengambil kesimpulan dan akhirnya memberikan keputusan. 
  5. Optimis:  ilmuwan harus berpengharapan baik dan tidak berpikiran bahwa sesuatu tidak dapat dikerjakan. 
  6. Pemberani :  berani melawan ketidakbenaran, penipuan, manipulasi data yang menghambat kemajuan.
Selain itu, Rosmini dikutip Rahma, dkk (2011:17) yang dimaksud dengan sikap ilmiah tesebut adalah sikap:
a.       Mencintai kebenaran yang obyektif, dan bersikap adil.
b.      Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut.
c.       Tidak percaya pada takhayul, astrologi, maupun untung-untungan.
d.      Ingin tahu lebih banyak.
e.       Tidak berpikir secara prasangka.
f.       Tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata.
g.      Optimis, teliti, dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut keyakinan ilmiahnya adalah benar.

C. Kriteria Ilmiah
Kriteria atau ukuran merupakan faktor penting untuk menentukan benar tidaknya sesuatu masuk kedalam status tertentu. Pengetahuan termasuk kategori ilmu jika memenuhi kriteria berikut : secara berurutan (teratur), berobjek, bermetode, berlaku umum dan besistem.
Ilmu alamiah mempelajari semua alam yang berada disekitar kita. Jadi benda-benda alam itulah objek Ilmu alamiah. Sesuai dengan tujuan ilmu, ilmu alamiah ingin memperoleh kebenaran mengenai objeknya. Kebenaran yang sedalam-dalamnya yang hendak dicakup oleh ilmu, karena ilmuwan baru merasa puas jika ilmu yang diperolehnya sesuai dengan objek. Persesuaian antara pengetahuan dengan objek yang diselidiki itulah yang disebut kebenaran. Dengan metode yang tepat, ilmu akan mencapai kebenaran. Kebenaran yang bersifat umum mengenai suatu objek walaupun hanya salah satu dari objek, yang akan dicapai dengan metode ilmiah, dengan kebenaran itu telah dirumuskan perlu diorganisasikan dan diklarifikasikan.
Pencarian ilmu pengetahuan ilmiah (metode ilmiah) dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta), maupun referensi pengalaman sebelumnya. Cara untuk mendapatkannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a)      Objektif, pengetahuan itu harus sesuai objeknya.
b)      Metodik, pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
c)      Sistimatis, pengetahuan ilmiah yang tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang utuh.
d)    Berlaku Umum, pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseoramg atau sekelompok orang, tetapi dengan pengalaman itu diperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Keseluruhan langkah ini harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah, lewat metode inilah nantinya akan melahirkan ilmu-ilmu baru yang menjadi cikal bakal lahirnya ilmu alamiah modern terutama Ilmu Pengetahuan Alam (Tim UPT MPK Unsri, dikutip Hanzat, dkk , 2010)

1 comment:


music bar

music online



Superman