MITOS
7:05 AM
By
Unknown
0
comments
1.1 Pengertian
Mitos
Mitos atau dikenal dengan Pseudo science (sains palsu) adalah sebuah imajinasi dari manusia
yang berusaha untuk menerangkan gejala alam yang ada pada saat itu yang
dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib. Namun, disebabkan oleh
keterbatasan manusia dalam menjelaskan hal tersebut sehingga cenderung
diidentikkan dengan seorang dewa/dewi, tokoh misteri serta sesuatu yang berbau
mistis. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif. Selain itu,
mitos merupakan suatu pengetahuan yang merupakan kombinasi antara
pengalaman-pengalaman dan kepercayaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa mitos merupakan suatu kombinasi imajinasi manusia untuk
menerangkan gelaja alam yang dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan
gaib yang dihubungkan pengalaman dan kepercayaannya.
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar
pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah, manusia merekareka sendiri jawaban
atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?”, karena tak
dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah selendang
bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari.
1.2 Penyebab Timbulnya Mitos
Mitos timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indra
manusia. Adapun terkait hal ini, berikut akan dijelaskan beberapa keterbatasan
alat indra manusia.
1) Alat
Penglihatan
Banyak benda yang bergerak sangat cepat
sehingga tak tampak jelas oleh mata, mata tak dapat membedakan benda-benda.
Demikian juga jika benda berada pada tempat yang jauh mata kita tak dapat
melihat dengan jelas.
2) Alat
Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang
mempunyai frekwensi dari 30 sampai 30.000 per detik. Getaran di bawah tiga
puluh atau diatas tiga puluh ribu per dertik tak terdengar.
3) Alat
Pencium dan Pengecap
Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa,
yakni manis, masam, asin, dan pahit. Bau parfum dan bau-bauan yang
laindapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasinya di udara lebih dari
sepersepuluh juta bagian.
4) Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan
panas atau dingin, namun sangat relatif atau tergantung pada kondisi sehingga
tidak dapat digunakan sebagai alat observasi yang tepat.
5) Penginderaan kulit
6) Penginderaan dalam
7) Peningkatan daya penginderaan
Untuk meningkatkan daya observasi atau
penginderaan dapat dilakukan dengan cara:
a.
Latihan
b.
Kewaspadaan
perlu ditingkatkan dengan usaha yang sungguh-sungguh
c.
nstrument
harus dikalibrasi
d. Pengecekan merupakan cara yang paling
berhasil untuk menghilangkan kekeliruankekeliruandalam pengamatan
e. Eksperimen adalah penginderaan dalam
kondisi yang dikontrol
f. Penginderaan meliputi analisis dan
sintesis
g. Instrument baru memungkinkan penginderaan
baru
h. Pengukuran
merupakan keterampilan tersendiri
1.3 Beberapa Faktor Penyebab Mitos
Diterima
Mitos dapat
diterima kebenarannya pada masa itu disebabkan beberapa factor di bawah ini ;
a.
Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan keterbatasan
pengindraan baik langsung mmaupun dengan alat.
b. Keterbatasan penalaran manusia pada saat
itu.
c.
Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Sementara berdasarkan sejarah perkembangan jiwa manusia baik secara
individu maupun kelompok, menurtut Auguste Comte (1798 – 1857 M ) menjelaskan
akan berlangsung dalam tiga tahap, Yaitu ;
1)
Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif manusia berusaha
untuk mencaari atau menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari
segala sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib. Gejala alam yang
menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang
mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasi dan diatur
oleh para dewa atau kekuatan ghaib lainnya.
2)
Tahap
filsafat atau metafisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap
dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia
tidak lagi menyadarkan kepada kepercayan akan adanya kekuatan ghaib , melainkan
kepada akalnya sendiri,akal yang telah mampu melakukan abstraktasi guna
menemukan hakikat segala sesuatu.
3)
Tahap
positif atau ilmiah riel
Tahap positif atau riel merupakan tahap dimana
manusia telah mampu berfikir secara positif atau riel,atas dasar pengetahuan
yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif , melalui pengamatan ,
percobaan dan perbandingan.
0 comments: