Sunday, September 22, 2013

MITOS



1.1 Pengertian Mitos
Mitos atau dikenal dengan Pseudo science (sains palsu) adalah sebuah imajinasi dari manusia yang berusaha untuk menerangkan gejala alam yang ada pada saat itu yang dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib. Namun, disebabkan oleh keterbatasan manusia dalam menjelaskan hal tersebut sehingga cenderung diidentikkan dengan seorang dewa/dewi, tokoh misteri serta sesuatu yang berbau mistis. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif. Selain itu, mitos merupakan suatu pengetahuan yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mitos merupakan suatu kombinasi imajinasi manusia untuk menerangkan gelaja alam yang dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan gaib yang dihubungkan pengalaman dan kepercayaannya.
     Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah, manusia merekareka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari.  

1.2 Penyebab Timbulnya Mitos
            Mitos timbul disebabkan  antara lain karena keterbatasan alat indra manusia. Adapun terkait hal ini, berikut akan dijelaskan beberapa keterbatasan alat indra manusia.
1)      Alat Penglihatan
Banyak benda yang bergerak sangat cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata, mata tak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda berada pada tempat yang jauh mata kita tak dapat melihat dengan jelas.
2)      Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekwensi dari 30 sampai 30.000 per detik. Getaran di bawah tiga puluh atau diatas tiga puluh ribu per dertik tak terdengar.
3)      Alat Pencium dan Pengecap
Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa, yakni manis, masam, asin, dan pahit. Bau parfum dan bau-bauan yang laindapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian.
4)      Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun sangat relatif atau tergantung pada kondisi sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat observasi yang tepat.
5)      Penginderaan kulit
6)       Penginderaan dalam
7)      Peningkatan daya penginderaan
Untuk meningkatkan daya observasi atau penginderaan dapat dilakukan dengan cara:
a.       Latihan
b.      Kewaspadaan perlu ditingkatkan dengan usaha yang sungguh-sungguh
c.       nstrument harus dikalibrasi
d.      Pengecekan merupakan cara yang paling berhasil untuk menghilangkan kekeliruankekeliruandalam pengamatan
e.       Eksperimen adalah penginderaan dalam kondisi yang dikontrol
f.       Penginderaan meliputi analisis dan sintesis
g.      Instrument baru memungkinkan penginderaan baru
h.      Pengukuran merupakan keterampilan tersendiri

1.3 Beberapa Faktor Penyebab Mitos Diterima
            Mitos dapat diterima kebenarannya pada masa itu disebabkan beberapa factor di bawah ini ;
a.       Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan keterbatasan pengindraan baik langsung mmaupun dengan alat.
b.      Keterbatasan penalaran manusia pada saat itu.
c.       Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Sementara berdasarkan sejarah perkembangan jiwa manusia baik secara individu maupun kelompok, menurtut Auguste Comte (1798 – 1857 M ) menjelaskan akan berlangsung dalam tiga tahap, Yaitu ;
1)         Tahap teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif manusia berusaha untuk mencaari atau menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasi dan diatur oleh para dewa atau kekuatan ghaib lainnya.
2)         Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan kepada kepercayan akan adanya kekuatan ghaib , melainkan kepada akalnya sendiri,akal yang telah mampu melakukan abstraktasi guna menemukan hakikat segala sesuatu.
3)         Tahap positif atau ilmiah riel
Tahap positif atau riel merupakan tahap dimana manusia telah mampu berfikir secara positif atau riel,atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif , melalui pengamatan , percobaan dan perbandingan.

0 comments:


music bar

music online



Superman